Rahasia.

Tidak ada yang ingin rahasianya diketahui oleh orang lain. Kecuali kepada orang yang sungguh dapat dipercayai. Namun, benarkah harus ada rahasia dalam hidup ini? Benarkah harus ada sesuatu yang hanya boleh diketahui oleh diri sendiri? Tanpa kita merahasiakan apapun seluruh diri kita sebenarnya sudah merupakan suatu misteri yang tak terpecahkan. Siapapun, bahkan diri kita sendiri, tidak pernah dapat secara sempurna mengenal diri kita.
Saya memiliki banyak sekali rahasia. Saya tidak ingin semua orang mengetahuinya. Ada hal- hal yang membanggakan dalam diri yang tidak ingin diketahui oleh yang lain dan adapula hal- hal buruk (dan jumlahnya lebih banyak lagi) yang juga hanya mau saya simpan sendiri. Entah apa gunanya menyimpan sendiri hal- hal tersebut.
Boleh jadi, rahasia atau menyimpan rahasia adalah upaya melepaskan diri dari pengaruh yang lain. Rahasia adalah simbol bagi otonomi diri. Menyimpan seluruh kelemahan yang dipikirkan tidak diketahui oleh yang lain adalah upaya memberi kesan sempurna tentang diri di hadapan yang lain. Dan itulah hidup. Hidup adalah peristiwa memproduksi kesan. Selama hidupnya manusia hanya berharap supaya ketika mati, ia meninggalkan kesan yang baik bagi orang lain. Manusia tidak sadar bahwa dengan melakukan hal demikian ia sedang mempertebal egoismenya. Maka tidak ada gunanya melakukan apapun yang baik selama hidup kalau toh akhirnya kebaikan itu bukan dilakukan demi kebaikan itu sendiri tetapi dengan pamrih di kemudian hari. Maka, tidak pernah ada ketulusan.
Saya tetap akan menyimpan banyak hak dari pengalaman hidup ini untuk saya sendiri. Alasannya, karena pengalaman saya adalah milik saya sepenuhnya. Saya berhak bersikap sesukanya terhadap pengalaman- pengalaman tersebut. Saya tidak mau menceritakannya kepada yang lain, karena yang lain tidak berhak untuk tahu. Tetapi, saya tidak ingin sekedar menyimpannya, tetapi belajar daripadanya agar semakin matang dalam menjalani hari demi hari dalam kehidupan ini.
Maka, menyimpan rahasia adalah menulis detil- detil kehidupan pada keabadian, lalu membiarkannya berjarak dari konteks awalnya dan meletakannya pada tempat yang mudah dipandang oleh setiap zaman. Maka, bermaknalah ia setiap harinya.

Komentar

Postingan Populer