IDENTITAS

Konon, dalam sebuah ekskursus Eklesiologi, seorang dosen bertanya kepada para peserta yang adalah para frater dan suster dari macam- macam konggregasi. Pertanyaan yang diajukannya sederhana tetapi menggentarkan (bahkan dengan sangat kuat sekali). “Mengapa kamu memilih masuk konggregasi tertentu dan bukan yang lain?” Seorang frater dari sebuah konggregasi dengan cukup percaya diri mengacungkan telunjuknya dan menjawab;” kami ingin menjadi misionaris yang melayani orang miskin” . lalu seorang suster dari konggregasi yang lainnya juga mengacungkan telunjuknya dan ternyata memberikan jawaban yang sama seperti yang dikatakan oleh frater sebelumnya. ”lalu apa bedanya konggregasimu dengan yang lain?” Sang Dosen menanggapinya dengan cukup ketus, lalu ia menyambung; “mengapa tidak dilebursatukan saja dua konggregasimu toh misinya sama saja.”
Kadang-kadang kita mudah sekali menyamakan banyak hal karena penampakan inderawinya saja. Kita lupa bahwa setiap aktivitas yang dilakukan selalu memiliki spiritualitas yang menggerakannya. Aktualisasi konkret mungkin saja sama tetapi spiritualitasnya bisa sangat berbeda dan bahkan bertolak belakang. Orang bilang ‘Don’t judge the book by the cover’ Namun, kadang-kadang kita juga kurang peduli pada spiritualitas/motivasi-motivasi yang menggerakan tindakan-tindakan kita. Padahal, hal itulah yang mendefinisikan kita. Hal itulah yang membuat kita berbeda dari yang lain.

Komentar

Postingan Populer