BAKAT….

Orang-orang bilang bahwa bakat itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma. Anugerah itu jangan dibiarkan mati tetapi harus dikembangkan dan dibuat berlipat ganda. Menghargai bakat dan mengembangkannya adalah indikasi penghargaan dan tanggung jawab atas hidup.
Aku dilahirkan dengan minat kesenian yang menonjol. Hal itu diakui oleh orang-orang yang berada disekitarku. Aku juga menyadari hal itu meskipun kadang-kadang kurang begitu yakin untuk mengakuinya. Ada banyak hal lain juga yang kurasakan menonjol. Apakah ini merupakan bukti bahwa aku belum mengenal diriku dengan baik? Mungkin saja!! Tetapi ada satu hal yang selalu menjadi keyakinanku bahwa aku adalah bukan seluruhnya aku yang dikenal oleh siapapun bahkan oleh diriku sendiri. Aku adalah kenyataan yang tampak sekaligus sedang menyembunyikan begitu banyak hal. Keberkaitanku, keterjalinanku, dan relasi-relasiku dengan yang lain adalah energi-energi yang menciptakan peluang terjadinya hal yang berbeda. Aku adalah aku yang selalu membentuk diri berdasarkan komunalitasku di dalam dunia.
Hingga saat ini kenyataan mendefinisikanku sebagai yang memiliki bakat seni. Dan itulah aku saat ini. Itulah aku yang tuntas saat ini. Menjadi diri sendiri berarti hidup berdasarkan ketuntasan diri yang tercipta dari keberjalinan aku dengan satu sama lain hingga saat ini. Meskipun demikian, saat ini tetap merupakan potensialitas tak berhingga untuk aneka kemungkinan menjadi berbeda. Maka, hidup adalah mengalami hari ini dan sekaligus terbuka terhadap kenyataan besok yang masih terselubung.

Komentar

Postingan Populer