Kepada Selasa....

Sejak pagi aku mencumbuimu dengan keringat, kutulis nasibku sambil ketawa hingga lelah... lalu siang-siang engkau merintih, "dunia ini terlalu luas untuk kau gauli sendiri kawan", ujarmu terengah nafasmu berpacu seperti roda-roda sepeda seakan hendak menggilas harapanku yang tengah mekar... Sore-sore aku balas dengan nyanyian... kupekik kidung tentang rinduku akan seberang waktu.. sekuat-kuatnya meski urat-urat leherku menegang.. Rongga-rongga suaraku berkarat dan suaraku serak... Api di hatiku enggan meredup, meski senja merangkai prahara di langit... Bulan tetap akan datang malam ini, dan bintang-bintang akan menggantung manis di setiap sudut-sudut sepi di angkasa luas.... Dan benarlah... Langit yang tidak hitam selalu ada di angkasa... Harapan menggantung seperti bintang-bintang penuh cahaya Aku tidak akan lelah, sampai usiaku seluas langit. .. Aku tidak akan berhenti, hingga sampanku berlabuh di ujung laut Dan kepada selasa kukatakan "engkau kalah, dan aku menang".... Deo Soli, 27 Maret 2012 10.40 wib

Komentar

Postingan Populer