DoA BerSama Angin....

Di depan pendopo Rumah Retret "Deo Soli", tepatnya di jalanan aspal tua itu, pagi-pagi mereka duduk bersila, teratur menyusun huruf "T". Sebetulnya, mereka baru bangun dari tidur, setelah semalam menghabiskan waktu hingga jam dua belas. Ada yang sudah mandi dan terlihat segar. Beberapa masih seperti sedang enggan meninggalkan kamarnya. Nikmat bersama kasur rupanya belum tuntas. Bunyi bel doa pagi ini seperti prahara. Namun, mereka toh harus bangun supaya rencana hari ini dapat segera dimulai dengan doa.Acara pagi itu kami beri judul"Doa Alam", Doa bersama angin yang berhembus. Kami berupaya merasakan angin menjalari tubuh,yang berhembus lembut menyentuh hingga ke sum-sum.Angin pagi yang dingin, angin pagi yang selalu pandai menenun rasa segar dan nyaman di seluruh tubuh. Angin pagi yang selalu berhembus seperti sambil berbisik "Aku mencintaimu sejak pagi-pagi sampai pagi-pagi berikutnya". Dan Tuhan itu seperti angin, tak terlihat namun menyentuh di rasa sejak pagi-pagi hingga pagi-pagi berikutnya.

Pengalaman sejak sehari sebelumnya sudah cukup membawa saya pada kesimpulan-kesimpulan kecil. Urat-urat di wajah mereka melukis gamang tak terkira. Simpul senyum yang mereka rajut tampak kusut. Beberapa di antara mereka dililit persoalan-persoalan berat untuk ukuran usia mereka. Mereka terjebak dalam kenikmatan dan kesenangan sementara dan kehilangan nilai yang mau mereka kejar. Aktivitas yang mereka lakukan tak sejalan dengan cita-cita mereka. Kadang-kadang tampak terlihat bahwa mereka belum terlampau mahir memaknai kebebasan yang sesungguhnya. Ah Tuhan...

Pagi itu sambil duduk bersila mereka berupaya melepas segala beban yang mereka rasakan. Sambil duduk bersila mereka ingin membangun niat tentang bagaimana sesungguhnya hidup harus dijalani. Sambil duduk bersila, pagi itu, mereka sesugukan menangis di hadapan angin yang memeluk mereka dengan dingin yang lembut. Tuhan tidak jauh...Tuhan menyatu di seluruh tubuh. Dan mereka dirangkul..., pagi itu, sambil duduk bersila.

Input-input sederhana yang kami berikan mudah-mudahan membantu mereka: menempa mental, menentukan langkah, memilih cara yang tepat dalam mengisi hidup. Semoga mereka selalu merasa bahwa Tuhan ada di dekat, merangkul mereka sejak pagi-pagi hingga pagi-pagi berikutnya di seluruh waktu....


Deo Soli, 21 Maret 2012
Di kamar saya mengerang sendiri
Mereka menyuruh saya mengumpulkan kata-kata ini meski tidak utuh apalagi penuh...

Komentar

Postingan Populer